KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
22 Mei 2014
By Dibivation Manik
Setiap
pengukuran tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Mengukur adalah membandingkan
suatu besaran yang dimiliki suatu alat yang besarannya sejenis dengan cara
membaca skala.
Tujuan pengukuran adalah menentukan
nilai besaran ukur. Hasil pengukuran merupakan nilai taksiran besaran ukur.
Karena hanya merupakan taksiran maka setiap hasil pengukuran mempunyai
kesalahan.
APA YANG DIUKUR?
Yang diukur adalah besaran-besaran
fisika, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Contoh: panjang, massa dan
waktu
UNTUK MENGUKUR, ALAT APA SAJA YANG
DIGUNAKAN?
Banyak alat pengukur yang bisa digunakan,
contohnya: mistar, timbangan, thermometer, jangka sorong, micrometer sekrup,
dll.
- Mistar
Tingkat ketelitiannya 0.1 cm. Mistar
adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk
menggambar garis lurus.
- Jangka Sorong
adalah alat ukur yang
ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian,
bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung
pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru
sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat
ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang
diatas 30cm.
-
Mikrometer Sekrup
Mikrometer
adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang
memiliki 0.01 mm. Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang
didasarkan pada aplikasi berikut :
Mikrometer Luar
Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan,
blok-blok dan batang-batang.
Mikrometer dalam
Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu
benda.
Mikrometer kedalaman
Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah
dan slot-slot.
Dalam melakukan pengukuran pasti
terdapat kesalahan, baik kesalah alat maupun kesalahan si pengukur. Dengan kata
lain pasti akan ada ketidakpasitian dalam pengukuran. Kesalahan adalah
penyimpangan nilai ukur dari nilai benar. Kesalahan pengukuran ada tiga macam:
1.
Kesalahan
Sistematis
a.
Kesalahan
Kalibrasi (Faktor alat)
Penyesuaian kembali perangkat
pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar akurasi semula.
b.
Kesalahan
Titik Nol (0)
Hal ini terjadi karena titik nol skala
tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk.
c.
Kelelahan
Alat
Dikarenakan alat sering dipakai terus
menerus sehingga alat tidak akurat lagi. Contoh: pegas yang mulai mengendur;
jarum penunjuk pada voltmeter bergesekan dengan garis skala.
d.
Kesalahan
Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)
Ketika membaca nilai skala, pembaca
berpindah tempat / tidak tepat melihatnya / obyek yang dilihat berbeda dengan
obyek pertama yang diamati.
e.
Kondisi
Lingkungan
Ketika melakukan pengukuran, kondisi
lingkungan berubah sehingga tidak bisa dilakukan pengukuran seperti biasa.
2.
Kesalahan
Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit
fluktuasi pada kondisi-kondisi pengukuran . contoh fluktuasi tegangan listrik;
gerak brown molekul udara; landasan obyek bergetar.
3.
Keteledoran
Pengamat
Keterbatasan pengamat dalam membaca
hasil pengukuran.
Daftar pustaka:
ttp://www.google.co.id/search?q=kelemahan+dan+kelebihan+alat+ukur+mikromete
Tidak ada komentar:
Posting Komentar