Logam Non Ferro
Logam non ferro atau logam bukan besi adalah
logam yang tidak mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni
kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain,
karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali
logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang
baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi
karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan
khusus. Misalnya dalam teknik proses dan laboratorium di samping keperluan
tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
Logam non fero juga digunakan untuk campuran besi
atau baja dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat bajja. Dari jenis logam non
ferro berat yang sering digunakan uintuk paduan baja antara lain, nekel,
kromium, molebdenum, wllfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam non ferro
ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.
Karateristik dan Aplikasi
•
Paduan Tembaga
•
Paduan Magnesium
•
Paduan Alumunium
•
Superalloy
Logam non-Ferro
dan paduannya
Pada dasarnya
logam non-ferro ini memiliki sifat-sifat seperti :
• -mampu dibentuk dengan baik
• -massa jenisnya rendah
•
-penghantar
panas dan listrik yang baik
• -mempunyai warna yang menarik
• -tahan karat
• -kekuatan dan kekakuannya umumnya lebih rendah dari pada
logam ferro
• -sukar dilas
Paduan Alumunium
Ø
Karateristiknya :
- Alumunium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat
ketahanan korosi yang baik.
- Alumunium jika dipadukan dengan Cu, Mg, Si, Mn, dan Ni
akan memberikan sifat-sifat seperti ketahanan aus, koefisien muai rendah
dan sebagainya.
- Alumunium juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi,
ductil, tahan korosi dan dapat dilas.
- Memiliki kemurnian Al(%) 99,996>99,0
- Kekuatan Tarik (kg/mm²) 4,9 11,6 9,3 1 6,9
- Kekuatan Mulur (0,2) (kg/mm²) 1,3 11,0 3,5 1 4,8
Paduan Al
•
Al yang
dikeraskan dengan campuran Al, Cu, Si, Mg. Campuran ini dikerjakan secara panas
(heat threatment) puncak kekerasan antara 36 – 48 jam, digunakan pada bangunan
pesawat-pesawat terbang. Sebab selain kekerasannya juga diperlukan
keringanannya.
• Duralumin /
Dural, Aluminium Alloy yang kemampuan dukung ( tensile strenght) ditingkatkan
dengan mencampur 2,2 – 5,2 % C, hingga 1,75%Mg serta bahan bahan liar lainnya.
Digunakan dalam bangunan bangunan enginering, konstruksi bangunan pesawat
terbang, plat dan paku keling.
•
Silumin,
Aluminium Alloy ini merupakan paduan Al dan 8 – 14%Si, selain bisa dituang
dengan baik, silumin pun ringan dan tahan korosi. Dalam praktik, silumin
dipakai sebagai piston pada reciprocating engines.
Paduan Magnesium
q
Karateristiknya :
- Pada sifat mekanik magnesium terutama memiliki kekuatan
tarik yang sangat rendah.oleh karena itu magnesium asli tidak dibuat
dalam teknik.
- Paduan magnesium ini memiliki sifat mekanik yang lebih
baik dan banyak digunakan.
- Unsur-unsur paduan dasar magnesium adalah alumunium,
seng, dan mangan.
- Penambahan 0,1-0,5 % meningkatkan ketahanan korosi.
- Penambahan sedikit cerium, Zirconium, dan baryllium
dapat membuat struktur butir yang halus dan meningkatkan ductility
dan tahan oksidasi pada peningkatan suhu.
- Pada suhu tinggi magnesium terbakar di udara dan
bereaksi dengan nitrogen menghasilkan nitrida, Mg3N2.
q
Aplikasinya
- Magnesium merupakan logam ulet perak-putih 40 % lebih
ringan dari alumunium.Ini merupakan tambahan paduan penting dalam banyak
aplikasi metalorgi.
- Di dalam paduan alumunium-magnesium untuk membuat koin
baru dari india
- Paduannya dengan alumunium yag bersifat ringan dan kuat
juga digunakan sebagai bahan struktural dalam mobil dan pesawat.
Paduan Tembaga
Pada umumnya tembaga itu mempunyai
sifat-sifat tahan karat non asam, mampu mengalirkan panas serta listrik
dengan baik.
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Logam paduan pertama yaitu Perunggu yang merupakan
paduan dari tembaga-timah yang biasanya digunakan untuk peralatan dapur,
alat-alat musik, dan barang-barang kerajinan.
- Logam kedua, Kuningan yakni paduan tembaga-seng.Seng
merupakan faktor tambahan untuk menghasilkan logam yang lebih
kuat,keras,dan lebih sukar ditempa ketimbang hanya tembaga murni.
Paduan Tembaga
•
Tembaga paduan
sepertihalnya kuningan ( paduan Cu dengan lebih kurang sama dengan 39%Zn)
mempunyai duktiliti yang tinggi. Sedangkan paduan Cu lebih besar 39%Zn
tampak brittle.
•
Kuningan yang
dipadu dengan Mn dan Fe mempunyai kekuatan yang lebih tinggi, mempunyai sifat
mampu tuang yang baik.
• Tembaga yang
dipadu dengan Ni ( hingga 67% ) disebut monel. Monel berwarna putih, tahan
korosi, mempunyai kekerasan hingga 60 Kg/mm2. aplikasinya sebagai liontin
monel
•
Tembaga yang
dipadu dengan Si mempunyai sifat-sifat duktiliti yang lebih tinggi, tahan
gesek, tahan korosi, serta mempunyai kemampuan tuang atau las yang baik. Dipakai untuk
membuat mur-mur, baut-baut, plat-plat ketel.
•
Paduan antara Cu dengan berrilyum (
Be ) mempunyai duktiliti yang tinggi serta tahan gesek, dipakai sebagai
pembuatan pegas serta pelapis tahan gesek.
•
Paduan Cu + Sn + P disebut phospor
bronze, disamping tahan lelah , juga mudah dituang.Dipakai sebagai bahan pegas
tuang yang tahan beban dinamis.
Supperalloy
• Tahan panas dan
tahan suhu tinggi
•
Aplikasi: mesin jet, turbin gas,
mesin roket, pekakas, dies, industri nuklir, kimia dan petrokimia
•
Jenis superalloy
• Superalloy besi
base: 32-67%Fe, 15-22%Cr, 9-38%Ni
– Superalloy kobalt base: 35-65%Co, 19-30%Cr, 35%Ni
– Superalloy nikel base: 38-76%Ni, 27%Cr, 20%Co.
Nikel
& paduan nikel
•
Sifat paduan nikel
– Kuat
– Getas
– Tahan korosi pada suhu tinggi
•
Elemen pemadu
nikel: Cr, Co, Mo dan Cu
•
Paduan nikel base = superalloy
•
Paduan nikel tembaga = monel
•
Paduan nikel krom = inconel
•
Paduan nikel krom molybdenum =
hastelloy
•
Paduan nikel kron besi = nichrome
•
Paduan nikel besi = invar
Babbit
• Babbit adalah
campuran Sn sebagi bahan utama dengan Pb, Sb dan Cu. Bahan ini digunakan untuk
melapisi bearing. Bearing ini mempunyai titik lebur 3000C serta mempunyai sifat
ikatan yang baik dengan logam yang dilapisi.
•
•
Sifat
utama bahan anti friction :
•
cukup keras
•
menahan minyak
lumas
•
mempunyai
duktiliti yang baik
•
koefisien
geseknya kecil
•
•
Ditinjau dari
bahan dasarnya, babbit dibedakan :
•
Tin
babbit alloys
•
Sebagai contoh
10-12 %Sb, 5,5-6,5 %Cu, dan sisanya Sn. Bahan
ini mempunyai titik lebur pada 180-190oC. Serta tahan terhadap beban maupun
kecepatan yang besar. Bahan ini dipakai pada tubine blades.
•
Paduan lead babbit
•
Paduan ini jauh lebih murah dari
pada tin babbit alloy sebagai contoh paduan 15% Sb, 10 %Sn dan sisanya Pb.
Benda ini tahan pada beban serta kecepatan besar. oleh sebab itu bahan ini bisa
digunakan untuk impeller pompa, rotor rotor motor listrik.
Logam Non Ferro lainnya :
• Zinc (Zn)
• Antimony
• Berillyum (Be)
• Cadmium (Cd)
• Cobalt (Co)
• Gallium (Ga)
• Germanium (Ge)
• Iridium (Ir)
• Lithium (Li)
• Borron (B)
• Natrium (na)
• dll
Macam-macam logam non ferro ini
dapat disebutkan sebagai berikut :
Lead, Timbal, Timah hitam, Plumbum
(Pb)
![]()
Timah hitam sangat sangat lunak,
lembek tetapi ulet, memiliki warna putih terang yang sangat jelas terlihat
pada patahan atau pecahannya.
Timah Hitam memiliki berat jenis (ρ) yang sangat tinggi yaitu =11,3 kg/dm³ dengan titik cair 327ºC, digunakan sebagai isolator anti radiasi Nuclear. Timah hitam diperoleh dari senyawa Plumbum-Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang sangat kecil. Proses pemurniannya dilakukan dengan memanaskannya didalam dapur tinggi, proses pencairan untuk menghilangkan oxides serta unsur lainnya. Selain untuk pemakaian sebagai isolator radiasi, Timah hitam digunakan juga sebagai bahan pelapis pada bantalan luncur, bahan timah pateri serta sebagai unsur paduan dengan baja atau logam Non Ferro lainnya yang menghasilkan logam dengan sifat Free Cutting atau yang disebut sebagai baja Otomat. |
Quote:
Titanium
(Ti)
![]()
Titanium (Ti) memiliki warna putih
kelabu, sifatnya yang kuat seperti baja dan stabil hingga temperature 400ºC,
tahan korosi dan memiliki berat jenis (ρ) = 4,5 kg/dm³.
Titanium (Ti) digunakan sebagai unsur pemurni pada baja serta sebagai bahan paduan dengan Aluminium dan logam lainnya. Titanium (Ti) memiliki titik cair 1660ºC dan kekuatan tarik 470 N/mm2 serta densitas 56 %. Titanium (Ti) tidak termasuk logam baru walaupun pengembangannya baru dilakukan pada tahun 1949, karena sebenarnya Titanium (Ti) telah terdeteksi sejak tahun 1789 dalam bentuk Oxide Silicon, karena pengaruh oxygen maka pada saat itu tidak memungkinkan untuk dilakukan extraction, dimana Titanium (Ti) merupakan bagian penting dari Oxygen, namun pada akhirnya ditemukan metoda pemurnian Titanium (Ti) ini melalui pemanasan dengan Carbon dan Clorine, kemudian dengan Magnesium dan denganSodium pada suhu pemanasan antara 800ºC hingga 900ºC yang menghasilkan Titanium Tetraclorite sebagai produk awal dari Titanium (Ti) yang selanjutnya menggunakan Magnesiumcloride atau Sodiumcloride. |
Quote:
Nickel,
Nickolium (Ni)
![]()
Nickel, Nickolium merupakan unsur
penting yang terdapat pada endapan terak bumi yang biasanya tercampur dengan
bijih tembaga.
Oleh karena itu diperlukan proses pemisahan dan pemurnian dari berbagai unsur yang akan merugikan sifat Nickel tersebut.
Bijih Nickel mengandung 2,5 %
Nickel yang bercampur bersama-sama unsur lain yang sebagian besar terdiri
atas besi dan silica serta hampir 4 % Tembaga dan sedikit Cobalt, Selenium,
Tellurium, Silver, Platinum dan Aurum. Sedangkan Tembaga, besi dan Nicel
berada pada bijih itu sebagai Sulfida.
Setelah proses penambangan bijih itu dipecah dan dilakukan pemisahan dari berbagai unsur yang mengandung batuan yang mengapung. Kemudian sulfide Nickel dan Sulfide Tembaga dipisahkan melalui proses pengapungan. Proses berikutnya ialah pemanggangan Sulfide Nicel untuk menggerakan Sulphur, selanjutnya dituangkan kedalam bejana, untuk selnjutnya dilakukan pemurnian melalui proses oxidasi sebagaimana dalam proses Bessemer dalam pemurnian baja. Dari proses ini akan diperoleh 48 % Nickel dan 27 % Tembaga. Selanjutnya dipanaskan bersama Sodium Sulfat dengan pemanasan kokas untuk memperoleh larutan Tembaga Nickel dan Sulfide Besi, kemudian dituangkan kedalam ladle untuk dilakukan pemadatan, Selama pendinginan Tembaga dan Sodium mengapung keatas dan ketika terjadi pemadatan Nickel dan Tembaga akan terpisah oleh tiupan atau pemukulan. Proses pemurnian lanjut dilakukan dengan electrolisa dengan terlebih dahulu disinter sehingga berbentuk Briket, atau dapat juga dengan proses ‘carbonil’ jika tresedia cukup daya listrik dimana serbuk Nickel dipanggang untuk menhilangkan sisa-sisa Sulphur dan Besi kemudian direduksi oleh Hydrogen. Dengan demikian maka oxide logam akan keluar dan membentuk uap, akan terbang dan membentuk gas Nickel carbonil yang kemudian mencair karena pengaruk Carbonmonoxide serta akan mengalir melalui kulit endapan Nickel.
Pemakaian Nickel
Secara komersial Nickel banyak digunakan secara murni terutama untuk peralatan-peralatan yang menuntut ketahanan korosi yang tinggi, seperti peralatan dalam industri makanan , industri kimia, obat-obatan serta peralatan kesehatan, industri petroleum dan lain-lain. Nickel dapat dibentuk melalui proses panas maupun dingin, memiliki sifat mampu tempa, mampu mesin dengan pemotong HSS. Dapat dikerjakan dengan Cupping, Drawing, Spining, Swaging, Bending, dan Forming. Penyambungan dapat dilakukan dengan pengelasan, penyolderan, Brazing dan Welding. |
Quote:
Timah
putih, Tin, Stannum (Sn)
![]()
Timah putih, Tin, Stannum (Sn)
ialah logam yang berwarna putih mengkilap, sangat lembek dengan titik
cair yang rendah yakni 232ºC.
Logam ini memiliki sifat ketahanan korosi yang tinggi sehingga banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada plat baja, digunakan sebagai kemasan pada berbagai produk makanan karena Timah putih ini sangat tahan terhadap asam buah dan Juice. Fungsi kegunaan yang lain ialah sebagai bahan pelapis pada bantalan luncur serta sebagai unsur paduan pada bahan-bahan yang memiliki titik cair rendah. Timah putih, Tin, Stannum (Sn) paling banyak digunakan sebagai timah pateri serta paduan pada logam-logam bantalan seperti Bronzes dan gunmetal atau ditambahkan sedikit pada paduan Tembaga Seng (Kuningan, Brasses) untuk memperoleh ketahanan korosi. Timah putih, Tin, Stannum (Sn) diproses dari bijih timah (Tinstone), extracsinya dilakukan melalui pencairan dengan temperature tinggi sehingga timah dapat mengalir keluar dari berbagai unsur pengikatnya. |
Quote:
Seng,
Zincum (Zn)


Seng, Zincum (Zn) ialah logam yang
berwarna putih kebiruan memiliki titik cair 419ºC, sangat
lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan pembentukan dengan
temperature pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai temperature ini
masih baik dan mudah untuk dikerjakan.
Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak digunakan dalam pelapisan plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari pengaruh gangguan korosi, selain itu Seng juga digunakan sebagai unsur paduan dan sebagai bahan dasar paduan logam yang dibentuk melalui pengecoran.
Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi peranannya sangat penting sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang memilki berbagai keunggulan, baik digunakan sebagai bahan pelapis pada baja yang tahan terhadap korosi, misalnya untuk atap bangunan, dinding serta container yang juga harus tahan terhadap pengaruh air dan udara serta serangga dan binatang.
Seng juga merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran. Bahan baku Seng adalah Sulfida Carbonate, biasanya berada berdekatan dengan Lead atau Timah Hitam atau kadang-kadang juga dengan Silver.
Konsentrat biasanya dilakukan dengan Grafitasi atau pengapungan.
Proses produksi awal dilakukan dengan mengurangi kadar Asam sulfat yang terkandung pada Oxide Seng melalui penggarangan.
Langkah selanjutnya ialah menggunakan satu Thermal untuk menghasilkan penguapan serta kondensat, dari proses ini akan diperolah 1 hingga 2 % Lead yang diketahui sebagai Spelter atau Seng kasar dengan 99,99 % yang akan diproses lanjut dengan cara elektrolisa serta proses penggarangan, dan melalui proses ini bijih Seng akan melarut didalam Asam Sulphuric sesuai dengan kebutuhannya. Proses berikutnya ialah penggarangan agar unsur Carbon bercampur didalam Briket sebelum pemanasan melalui pengolperasian didalam retor Vertical secara Continyu.
Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak digunakan dalam pelapisan plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari pengaruh gangguan korosi, selain itu Seng juga digunakan sebagai unsur paduan dan sebagai bahan dasar paduan logam yang dibentuk melalui pengecoran.
Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi peranannya sangat penting sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang memilki berbagai keunggulan, baik digunakan sebagai bahan pelapis pada baja yang tahan terhadap korosi, misalnya untuk atap bangunan, dinding serta container yang juga harus tahan terhadap pengaruh air dan udara serta serangga dan binatang.
Seng juga merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran. Bahan baku Seng adalah Sulfida Carbonate, biasanya berada berdekatan dengan Lead atau Timah Hitam atau kadang-kadang juga dengan Silver.
Konsentrat biasanya dilakukan dengan Grafitasi atau pengapungan.
Proses produksi awal dilakukan dengan mengurangi kadar Asam sulfat yang terkandung pada Oxide Seng melalui penggarangan.
Langkah selanjutnya ialah menggunakan satu Thermal untuk menghasilkan penguapan serta kondensat, dari proses ini akan diperolah 1 hingga 2 % Lead yang diketahui sebagai Spelter atau Seng kasar dengan 99,99 % yang akan diproses lanjut dengan cara elektrolisa serta proses penggarangan, dan melalui proses ini bijih Seng akan melarut didalam Asam Sulphuric sesuai dengan kebutuhannya. Proses berikutnya ialah penggarangan agar unsur Carbon bercampur didalam Briket sebelum pemanasan melalui pengolperasian didalam retor Vertical secara Continyu.
Manganese
(Mn)


Manganese (Mn) logam
yang memiliki titik cair 1260ºC Unsur Manganese (Mn) ini diperoleh
melalui proses reduksi pada bijih Manganese sebagaimana proses yang dilakukan
dalam pembuatan baja.
Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai unsur paduan kendati tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki sifat baja tetapi tidak berpengaruh buruk karena didalam baja memiliki kandungan unsur Sulphur.
Disamping itu Manganese (Mn) merupakan unsur paduan pada Aluminium, Magnesium, Titanium dan Kuningan.
Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai unsur paduan kendati tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki sifat baja tetapi tidak berpengaruh buruk karena didalam baja memiliki kandungan unsur Sulphur.
Disamping itu Manganese (Mn) merupakan unsur paduan pada Aluminium, Magnesium, Titanium dan Kuningan.
Quote:
Chromium
(Cr)
![]()
Chromium ialah logam berwarna
kelabu, sangat keras dengan titik cair yang tinggi yakni 1890ºC ,
Chromium diperoleh dari unsur Chromite, yaitu senyawa FeO.Cr2. Unsur Chromite
(Fe2 Cr2 06 ) serta Crocoisite (PbCrO4).
Chromium memiliki sifat yang keras serta tahan terhadap korosi jika digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan besi tuang dan dengan penambahan unsur Nickel maka akan diperoleh sifat baja yang keras dan tahan panas (Heat resistance- Alloy). |
Quote:
Aluminium
(Al)
![]()
Aluminium ialah logam yang
berwarna putih terang dan sangat mengkilap dengan titik cair
660ºC sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat electrical
dan Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi.
Secara komersial Aluminium memiliki tingkat kemurnian hingga 99,9 % , dan Aluminium non paduan kekuatan tariknya ialah 60 N/mm2 dan dikembangkan melalui proses pengerjaan dingin dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhannya hingga 140 N/mm2. |
Quote:
Tembaga,
Copper, Cuprum (Cu)
![]()
Tembaga memilki kekuatan Tarik 150
N/mm2 sebagai Tembaga Cor dan dengan proses pengerjaan dingin kekuatan tarik
Tembaga dapat ditingkatkan hingga 390 N/mm2 demikian pula dengan angka
kekerasannya dimana Tembaga Cor memiliki angka kekerasan 45 HB dan meningkat
hingga 90 HB melalui proses pengerjaan dingin, dengan demikian juga akan
diperoleh sifat Tembaga yang ulet serta dapat dipertahankan walaupun
dilakukan proses perlakuan panas misalnya dengan Tempering.
Sifat listrik dan sebagai penghantar panas yang baik dari Tembaga (Electrical and Thermal Conductor) Tembaga dan menduduki urutan kedua setelah Silver namun untuk ini Tembaga dipersyaratkan memiliki kemurnian hingga 99,9 %. Salah satu sifat yang baik dari tembaga ini juga adalah ketahanannya terhadap korosi atmospheric bahkan jenis korosi yang lainnya. |
Quote:
Magnesium
(Mg)
![]()
Magnesium ialah logam yang
berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik cair
651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
karakteristiknya sama dengan Aluminium.
Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya cukup melindunginya dari pengaruh udara kering, sedangkan udara lembab dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan dapat ditingkatkan melalui proses pembentukan hingga 200 N/mm2. Magnesium memilki sifat yang lembut walaupun dengan elastisitas yang rendah. |
Quote:
Antimony,
Stibium (Sb)
![]()
Antimony, Stibium (Sb) ialah logam
yang berwarna putih kelabu terang, Antimony, Stibium memiliki titik cair
630ºC.
Logam ini diperoleh dari mineral Stibnite (Sb2S3), Tetrahednite (Cu3SbS3) dan Famantinite (Cu3SbS4) dan dari kedua bahan mineral inilah Antimony, Stibium (Sb) dibuat melalui penguapan, akan tetapi karena tidak mencukupi maka terpaksa dilakukan extracsi pada Stibinite. Antimony, Stibium (Sb) digunakan dalam pemenuhan kebutuhan bahan yang digunakan pada temperature rendah, sebagai logam-logam bantalan yang dipadu dengan lead (timah hitam) dan akan mempengaruhi kekerasan dari Timah hitam itu sendiri. |
Quote:
Bismuth
(Bi)
![]()
Bismuth ialah logam berwarna putih
kelabu kemilau, sifat Bismuth sangat keras dan rapuh dan tidak dapat ditempa.
Titik Cairnya 271ºC dan keadaannya relative murni. Bismuth diperoleh dari campuran berbagai unsur dalam kondisi alami. Proses Pemisahannya dilakukan dengan pembersihan terlebih dahulu dimana Bismuth ini terdapat dalam keadaan kurang bersih, sehingga diperlukan berbagai perlakuan. Bismuth digunakan sebagai unsur paduan dengan logam lain yang memiliki titik cair rendah. |
Quote:
Boron
(B)
![]()
Boron (B) memiliki titik cair
2300ºC dan Boron-Carbide sangat keras dan tahan terhadap pengaruh kimia.
Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap kali Boron ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau logam langka (rare-metal). Boron tidak digunakan sebagai element akan tetapi Boron digunakan sebagai bahan pembuatan Dies, Nozle untuk Injection moulding, pivot serta permukaan bearing. Boron dibuat dalam bentuk bubukan sehingga pembentukannya dilakukan dengan proses Sintering. |
Quote:
Cadmium
(Cd)
![]()
Cadmium (Cd) ialah logam yang
berwarna putih kebiruan sifatnya sangat lunak dan lembek dengan titik
cair hanya 321ºC.
sebagai bahan dasar dari Cadmium ini ialah endapan Seng. Endapan pekat dari Cadmium terdapat dibagian tertentu dari instalasi pengolahan Seng (Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair rendah serta bahan tambah pada Tembaga. Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini ialah sebagai lapisan pelindung pada Baja atau Kuningan (Brasses). |
Quote:
Cerium
(Ce)
![]()
Cerium (Ce) disebut sebagai logam
langka (rare earth-metal), memiliki titik cair 640ºC dapat
ditambahkan kedalam besi tuang untuk pembuatan electrode, pembuatan busur
listrik atau sebagai bahan batu pemantik (lighter flints).
|
Quote:
Cobalt
(Co)
![]()
Cobalt (Co) ialah LOgam yang
brwarna putih silver ini memilki titik cair 1490ºC dan bersifat
magnetic tinggi.
Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-element mineral tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nickel. Cobalt digunakan sebagai unsur paduan pada baja paduan sebagai alat potong (Tool Steel) dan sebagai unsur paduan dengan unsur Nickel sebagai baja paduan yang tahan terhadap temperature tinggi. |
Quote:
Iridium
(Ir)
![]()
Iridium (Ir) ini disebut sebagai
baja putih ini adalah logam dari kelompok Platinum yang memiliki titik
cair 2454ºC.
Penggunaannya sebagai bahan paduan dengan unsur Platinum-Alloy yang kuat dan keras serta meningkatkan titik cairnya. |
Quote:
Germanium
(Ge)
![]()
Germanium (Ge) merupakan logam
dengan sifat kelistrikan yang spesifik sehingga digunakan sebagai komponen
dalam Teknik Kelistrikan.
|
Quote:
Mercury,
Hydragirum (Hg)
![]()
Mercury, Hydragirum (Hg) ialah
salah satu jenis logam murni yang diperoleh dalam skala kecil dengan logam
murni lainnya serta Sulphide (HgS) yang dapat dilakukan extraksi melalui
pemanasan sederhana yang kemudian diproses secara destilasi, jika perlu
dilakukan penegrjaan lanjut untuk menghilangkan kadar Seng dan Cadmium.
Mercury digunakan dalam Thermometer dan Barrometer serta saklar atau electrical Switches. |
Quote:
Molybdenum
(Mo)


Molybdenum (Mo) ialah Logam yang
berwarna putih Silver dengan titik Cair 2620ºC. Terdapat dalam bentuk
Sulphide serta berbagai Oxid pada berbagai jenis Logam.
Molybdenum (Mo) digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan Besi Tuang (Cast Iron).
Molybdenum (Mo) digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan Besi Tuang (Cast Iron).
Platinum
(Pt)


Platinum (Pt) adalah salah satu
jenis logam berat yang berwarna putih kelabu dan sangat mengkilap dengan titik
cair 1773ºC
dan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet dan tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas.
Platinum (Pt) sangat cocok digunakan dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan kekerasannya. Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam mulia serta endapan Tembaga-Nickel.
Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui proses extraksi pada mas (gold) dan Nickel.
Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan Contact point pada system kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.
dan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet dan tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas.
Platinum (Pt) sangat cocok digunakan dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan kekerasannya. Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam mulia serta endapan Tembaga-Nickel.
Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui proses extraksi pada mas (gold) dan Nickel.
Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan Contact point pada system kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.
Quote:
Palladium
(Pd)
![]()
Palladium (Pd) termasuk dalam
kelompok Platinum yakni logam yang berwarna putih dan sangat ulet, mudah
dibentuk dan tahan terhadap oxidasi.
Palladium (Pd) memiliki titik cair 1555ºC. Palladium (Pd) sering dipadukan dengan Silver yang dapat menggantikan Platinum dalam pembuatan Contact Point dan akan memiliki sifat kekerasan yang tinggi dengan ketahanan korosi yang berbeda dengan Silver. |
Quote:
Rhodium
(Rh)
![]()
Rhodium (Rh) juga merupakan salah
satu dari logam dalam kelompok Platinum, Rhodium (Rh) memiliki titik
cair 1985ºC sangat tahan terhadap berbagai bentuk pengaruh asam.
Digunakan sebagai bahan pelapis logam lain serta sebagai unsur paduan pada
Platinum dalam pembuatan kawat tahanan (Resisitor) pada Thermocouple.
|
Quote:
Silver,
Argentum (Ag)
![]()
Silver, Argentum (Ag) adalah salah
satu logam mulia yang memiliki titik cair 960ºC terdapat
dalam skala kecil dan terpadu pada Tembaga dan mas. Silver memiliki
conduktifitas listrik yang paling tinggi dibanding dengan logam lainnya dan
digunakan dalam kontak listrik juga dalam “Siver solders” serta bahan pelapis
logam lain.
|
Quote:
Selenium
(Se)
![]()
Selenium (Se) memiliki
titik cair 220ºC dan dapat diperoleh melalui proses extraksi dari
logam lain termasuk pada Tembaga.
Sifat yang lain dari Selenium ialah memiliki sifat hantaran listrik yang baik dan menjadi alternative pilihan dalam pemakaian ringan serta digunakan pula dalam photoscell serta digunakan sebagai unsur paduan pada Tembaga untuk meningkatkan sifat mampu mesin dari tembaga tersebut. |
Quote:
Tantalum
(Ta)
![]()
Tantalum (Ta) logam yang berwarna
putih dan dapat dibentuk melalui proses pengerjaan dingin. Proses pengerjaan
panas dapat meningkatkan angka kekerasannya secara drastic.
Tantalum (Ta) memiliki titik cair 3207ºC dan digunakan dalam perkakas Cementite Carbide dan sebagai tambahan unsur paduan pada logam non-Ferro. |
Quote:
Tellurium
(Te)
![]()
Tellurium (Te) memiliki
titik cair 452ºC sedikit ditambahkan pada Timah Hitam akan
meningkatkan kekerasannya, dan jika ditambahkan pada Tembaga akan memberikan
sifat free-Cutting.
|
Quote:
Thorium
(Th)
![]()
Thorium (Th) sangat lunak seperti
timah hitam (Lead) dan dapat mencair pada temperature 1827ºC. Thorium (Th)
digunakan sebagai unsur paduan pada Tungsten dalam pembuatan kawat filament
serta digunakan pula dalam paduan Magnesium untuk menghasilkan sifat Creep
resistance.
|
Quote:
Tungsten,
Wolfram (W)
![]()
Tungten, Wolfram (W) memiliki
titik cair 3410ºC berwarna kelabu, sangat keras dan rapuh pada
temperature ruangan, tetapi ulet dan liat pada Temperatur tinggi. Bahan dasar
dari Tungten, Wolfram (W) ini ialah Oxide mineral dan diperoleh melalui
proses reduksi. Tungten, Wolfram (W) digunakan sebagai bahan pembuatan
filament, untuk kawat radio dan lampu serta digunakan pula sebagai unsur
paduan pada alat potong (Tool Steel) yakni sebagai bahan High Speed Steel
(HSS) atau baja kecepatan tinggi, baja Magnet serta dibentuk melalui proses
sintering untuk bahan perkakas.
|
Quote:
Vanadium
(V)
![]()
Vanadium (V) akan mencair
pada Temperatur diatas 1900ºC, logam yang berwarna putih ini sangat
keras, jika ditambahkan pada baja sebagai unsur paduan akan menambah
kekenyalan dari baja tersebut.
|
Quote:
Beryllium
(Be)


Beryllium (Be) Logam yang berwarna
kelabu ini memiliki sifat yang sangat keras dengan titik cair 1285ºC tetapi
lebih ringan dari pada Aluminium. Beryllium memiliki sifat yang rendah dalam
peredaman
Neutronnya pada arah memotong sehingga tidak bereaksi terhadap berbagai bentuk dan derajat Neutron yang dilaluinya. Beryllium (Be) merupakan logam yang memiliki sifat thermal konduktor serta tegangan yang baik dan stabil pada Temperatur tinggi namun keuletannya rendah. Oleh karena itu proses metallurgy bubukan (Powder metallurgy) bukan metoda yang baik dalam pembentukan dengan bahan Beryllium ini.
Neutronnya pada arah memotong sehingga tidak bereaksi terhadap berbagai bentuk dan derajat Neutron yang dilaluinya. Beryllium (Be) merupakan logam yang memiliki sifat thermal konduktor serta tegangan yang baik dan stabil pada Temperatur tinggi namun keuletannya rendah. Oleh karena itu proses metallurgy bubukan (Powder metallurgy) bukan metoda yang baik dalam pembentukan dengan bahan Beryllium ini.
Beryllium didapat dari Aluminium
Beryllium Silikat “Beryl’ dengan hanya menghasilkan 3,5 % Beryllium. Proses
extraksi pada bahan Berylium memerlukan biaya proses dan Teknik yang terpaksa
melebihi penghasilan Karen proses yang sangat sulit terutama dalam proses
menetralisir unsur zat beracun. Beryllium kadang-kadang digunakan sebagai unsur
paduan
pada Tembaga paduan, namun karena kebutuhan Beryllium meningkat dalam bentuk Beryllium murni Tempa untuk industri pesawat terbang dan laras senapan (Guided Missiles), maka fungsiTembaga paduan dengan unsur Beryllium sedikit berkurang. Beryllium dapat dibentuk dengan pengecoran kedalam bentuk ingot, bentuk-betuk batangan dirol panas (Hot-rolling processes), extrusion dan kemudian pemesinan.
Beryllium dengan pembentukan melalui powder metallurgy dipecah menjadi serbuk yang kemudian disinter menjadi bentuk-bentuk balok. Balok-balok Beryllium ini memiliki kekuatan tarik 310 N/mm2 , perpanjangannya dapat ditingkatkan hingga 10% jika dibentuk ulang melalui pengerolan.
Beryllium yang dibentuk melalui proses Sintering ini dapat dikerjakan mesin (Machining) dengan alat potong Carbide dengan hasil yang halus seperti Grey Cast Iron. Beryllium disambung dengan menggunakan metoda las busur dan spot-welding antar Beryllium dan dengan logam lain.
pada Tembaga paduan, namun karena kebutuhan Beryllium meningkat dalam bentuk Beryllium murni Tempa untuk industri pesawat terbang dan laras senapan (Guided Missiles), maka fungsiTembaga paduan dengan unsur Beryllium sedikit berkurang. Beryllium dapat dibentuk dengan pengecoran kedalam bentuk ingot, bentuk-betuk batangan dirol panas (Hot-rolling processes), extrusion dan kemudian pemesinan.
Beryllium dengan pembentukan melalui powder metallurgy dipecah menjadi serbuk yang kemudian disinter menjadi bentuk-bentuk balok. Balok-balok Beryllium ini memiliki kekuatan tarik 310 N/mm2 , perpanjangannya dapat ditingkatkan hingga 10% jika dibentuk ulang melalui pengerolan.
Beryllium yang dibentuk melalui proses Sintering ini dapat dikerjakan mesin (Machining) dengan alat potong Carbide dengan hasil yang halus seperti Grey Cast Iron. Beryllium disambung dengan menggunakan metoda las busur dan spot-welding antar Beryllium dan dengan logam lain.
Hafnium
(Hf)


Hafnium (Hf) memiliki sifat yang
sama dengan Zirconium dan termasuk logam berat, memiliki kekuatan tarik 340
N/mm², angka kekerasannya 180 HV serta titik cairnya 2130ºC.
Hafnium (Hf) dapat dibentuk dengan mesin pada putaran rendah. Penyambungan
Hafnium akan sangat cocok dengan memberikan arus tinggi, Hafnium digunakan
sebagai bahan pembuatan pengatur tekanan, water cooler reaktror dan lain-lain.
Hal ini karena sifat Hafnium yang dapat meredam Neutron serta bebas pengaruh
radiasi yang merugikan.
Quote:
Zirconium
(Zr)
![]()
Zirconium (Zr) ialah logam yang
berwarna putih-silver memiliki titik cair 1852ºC dengan
kekuatan tarik 420 N/mm2 dan angka kekerasannya 140 HV.
Zirconium memiliki sifat yang sama dengan Titanium terutama dalam proses pembentukannya. Pemotongan dengan mesin dilakukan dengan puitaran yang sangat rendah sebagaimana pemotongan pada Aluminium. Proses fabrikasi Zirconium harus dilakukan secara hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan oxygen, Nitrogen serta Hydrogen akibat pemanasan. Zirconium kadang-kadang digunakan sebagai unsur paduan padan Magnesium dalam memenuhi kebutuhan dalam Teknologi Nuclear dimana Zirconium dapat meredam unsur Neutron secara melintang dengan kekuatan tarik yang stabil didalam suhu ruangan, tahan terhadap korosi air, uap serta berbagai media pendingin. Pemakaian Zirconium juga sebagai unsur paduan dengan bahan-bahan lain seperti timah putih (Tin), Besi, Chromium, Nickel, Tembaga dan Molybdenum. |
Quote:
Niobium
(Nb)
![]()
Niobium ialah logam yang sangat
ulet (ductile) dan lunak dengan kekuatan tarik 280 N/mm2 dan titik
cairnya 2469ºC.
Keuletan dari sifat Niobium ini ialah karena pengaruh Oxygen dan Carbon, pengerjaan panas serta udara. Niobium yang dibentuk menjadi plat tipis dapat dilas dengan resistance-Welding, sedangkan untuk bahan yang tebal diatas 0.5 mm harus dilas |
Adamantium adalah logam fiksi
buatan manusia yang telah digambarkan secara meluas di dalam komik yang
diterbitkan oleh Marvel Comics. Adamantium sering dijabarkan sebagai logam
yang pada hakikatnya tidak bisa hancur dan logam campuran kimiawi yang telah dirahasiakan
oleh Pemerintah Amerika. Adamantium bukanlah elemen: bahan bakunya tidak
terdaftar di dalam tabel periodik. Adamantium lebih mendekati besi buatan
melalui beberapa proses rahasia, ditemukan oleh Dr. Myrin MacLain. Kisah
adamantium ini diciptakan oleh seorang penulis Roy Thomas dan artis Barry
Windsor-Smith, pertama kali muncul di dalam Avengers #66. Wolverine
menggunakan adamantium sebagai kerangka tubuhnya dan termasuk ke tiga pasang
kuku logamnya dan Lady Deathstrike menggunakannya sebagai kerangka dan
kukunya. Omega Red menggunakan karbonadium, sejenis adamantium setingkat
lebih keras dari besi tetapi lebih lentur dibandingkan adamantium di tentakel
yang terletak di kedua lengannya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar